Senin, 06 Januari 2014
Categorized |
DISENTRI AMOEBA
17.41
BAB
1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan sering kali
menyebabkan kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Penyakit
ini dapat disebabkan oleh bakteri (disentri basiler) dan amoeba (disentri
amoeba).
Di
Amerika serikat, insiden diseentri amoeba mencapai 1-5 % sedangkan disentri
basiler dilaporkan kurang dari 500.000kasus tiap tahunnya. Sedangkan kejadian
disentri amoeba di Indonesia sampai saat ini masih belum ada, akan tetapi untuk
disentri basiler dilaporkan 5% dari 3848 orang penderita diare berat menderita
disentri basiler.(glow, 2012)
Menurut World Health Organization (WHO) Di dunia sekurangnya 200 juta kasusdan 650.000 kematian terjadi akibat disentri basiler pada anak-anak dibawah usia 5 tahun.(Mark,2012)
Kebanyakan kuman penyebab disentri basiler
ditemukan di Negara berkembang dengan kesehatan lingkungan yang masih kurang.
Disentri amoeba hampir menyebar di seluruh dunia terutama di Negara yang
berkembang yang berada didaerah tropis. Hal ini dikarenakan faktor kepadatan
penduduk, hygiene individu, sanitasi lingkungan dan keadaan sosial ekonomi serta
cultural yang menunjang. Penyakit ini biasa menyerang anak dengan usia lebih
dari 5 tahun. Spesies Entamoebamenyerang 10% populasi di dunia.
Prevalensi yang tinggi mencapai 50% di Asia, Afrika, dan Amerika selatan.
Sedangkan pada Shigella di Amerika serikat menyerang 150.000
kasus dan di Negara-negara yang berkembangShigella flexeneri dan S.
dysentriae menyebabkan 600.000 kematian per tahun.( Steven, 2013)
WHO menyebutkan bahwa sekitar 15
persen dari seluruh kejadian diare pada anak di bawah usia 5 tahun adalah disentri. Adapun hasil
survei evaluasi di Indonesia pada tahun 2012 juga menunjukkan angka kejadian
yang sama. Disentri menjadi penyebab panting pada kesehatan dan kematian yang
dikaitkan dengan diare.(Amelly, 2012).
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana
asuhan keperawatan disentri?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan
khusus
Untuk
memenuhi penugasan kelompok yang diberikan oleh dosen pembimbing
2. Tujuan
umum
Setelah
mengkaji tentang defenisi, etiologi. Tanda dan gejala dan lain-lainnya, perawat
ataupun mahasiswa dapat menegakkan diagnosa dan intervensi dengan benar dan
tepat.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat
dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menambah
pengetahuan tentang konsep penyakit pankreatits.
2. Menambah pengetahuan
tentang asuhan keperawatan pada pasienpankreatitis.
BAB 2
TINJAUAN
TEORI
2.1 Definisi
Disentri berasal
dari bahasa yunani, yaitu dys (=gangguan) danenteron (=usus),
yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur
darah.
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah.
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah.
Disentri
merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas
di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma
disentri, yakni :
1. Sakit
di perut yang sering disertai dengan tenesmus,
2. Berak-berak,
dan
3. Tinja
mengandung darah dan lendir.
Adanya
darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab
disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya. Penyakit
ini seringkali terjadi karena kebersihan tidak terjaga,baik karena kebersihan
diri atau individu maupun kebersihan masyarakat dan lingkungan.
2.2 Anatomi dan Fisiologi
a. Usus Besar (Intestinum
Mayor)
Panjangnya
± 1 ½ m, lebar 5-6 cm, lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah :
a.
Selaput lender
b.
Lapisan otot melingkar
c.
Lapisan otot memanjang
d.
Jaringan ikat.
b. Fungsi Usus Besar
a. Menyerap air dari makanan
b. Tempat inggal bakteri koli
c. Tempat feses
2.3 Etiologi
Penyebab
Disentri yang paling umum adalah tidak mencuci tangan setelah menggunakan
toilet umum atau tidak mencuci tangan sebelum makan. Cukup simple memang untuk
penyebab disentri sebagai kasus klasik, tapi itulah kenyataannya. Secara
garis besar penyebab penyakit disentri sangat erat kaitannya dengan kebersihan
lingkungan dan kebiasaan hidup bersih.
Bakteri
penyebab penyakit disentri antara lain kontak dengan bakteri Shigella dan
beberapa jenis Escherichia coli (E. coli). Penyebab lain bakteri yang kurang
umum dari diare berdarah termasuk infeksi Salmonella dan
Campylobacter. Untuk jenis penyakit disentri amoeba, disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica
Mikroorganisme
penyebab disentri baik itu berupa bakteri maupun parasit menyebar dari orang ke
orang. Hal yang sering terjadi penderita menularkan anggota keluarga untuk
menyebarkannya ke seluruh anggota keluarga yang lainnya. Infeksi oleh
mikroorganisme penyebab disentri ini dapat bertahan dan menyebar untuk sekitar
empat minggu.
Disentri
juga dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi. Negara miskin yang
memiliki sistem sanitasi yang tidak memadai menunjukkan angka yang tinggi untuk
kejadian kasus penyakit disentri. Frekuensi setiap patogen penyebab penyakit
disentri bervariasi di berbagai wilayah dunia. Sebagai contoh, Shigellosis yang
paling umum di Amerika Latin sementara Campylobacter adalah bakteri yang
dominan di Asia Tenggara. Disentri jarang disebabkan oleh iritasi kimia atau
oleh cacing usus.
Mikroorganisme Penyebab Disentri
Disentri Amoeba (amoebiasis) disebabkan oleh parasit
protozoa yang dikenal dengan nama Entamoeba histolytica. Amuba bisa eksis untuk
jangka waktu yang lama di usus besar (kolon). Pada sebagian besar kasus,
amoebiasis tidak menimbulkan gejala (hanya sekitar 10% dari individu yang
terinfeksi). Hal ini jarang kecuali di zona tropis dunia, di mana penyakit ini
sangat lazim. Orang dapat terinfeksi setelah menelan kotoran yang mengandung
parasit kemudian di ekskresikan seseorang.
Orang-orang
berisiko tinggi tertular parasit melalui makanan dan air jika terkontaminasi
atau tercemar oleh limbah. Parasit juga dapat masuk melalui mulut ketika tangan
di cuci dalam air yang terkontaminasi. Jika orang mengabaikan untuk mencuci
dengan benar sebelum menyiapkan makanan, makanan dapat terkontaminasi.
Buah-buahan dan sayuran bisa terkontaminasi jika dicuci dalam air tercemar atau
ditanam di tanah yang telah dipupuk oleh limbah manusia.
Untuk
mikroorganisme penyebab disentri bakteri Shigella danCampylobacter, merupakan
penyebab penyakit disentri bacilliary yang dapat ditemukan di seluruh dunia.
Mereka menembus lapisan usus, menyebabkan pembengkakan, ulserasi, dan diare
parah yang mengandung darah dan nanah. Kedua infeksi disebarkan oleh konsumsi
makanan yang terkontaminasi tinja dan air. Jika orang tinggal atau melakukan
perjalanan di wilayah di mana kemiskinan atau kepadatan dapat mengganggu kebersihan
dan sanitasi, mereka beresiko terkena bakteri invasif. Anak-anak (usia 1 sampai
4) hidup dalam kemiskinan yang paling mungkin untuk kontak Shigellosis, campylobakteriosis, atau salmonellosis.
2.4 Gejala Klinis
2.4.1 Disentri basiler
Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella,s p.
Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella,s p.
Shigella adalah basil non motil, gram negatif, famili
enterobacteriaceae. Ada 4 spesies Shigella, yaitu S.dysentriae,
S.flexneri, S.bondii dan S.sonnei. Terdapat 43
serotipe O dariShigella. S.sonnei adalah satu-satunya
yang mempunyai serotipe tunggal. Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat
serotipe spesifik, maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang
berbeda. Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal dan menyebabkan
infeksi dalam jumlah 102-103 organisme. Penyakit ini kadang-kadang bersifat
ringan dan kadang-kadang berat. Suatu keadaan lingkungan yang jelek akan
menyebabkan mudahnya penularan penyakit. Secara klinis mempunyai tanda-tanda
berupa diare, adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa sakit dan
tenesmus. Shigella sp merupakan penyebab terbanyak dari diare
invasif (disentri) dibandingkan dengan penyebab lainnya. Hal ini tergambar dari
penelitian yang dilakukan oleh Taylor dkk. di Thailand pada tahun 1984.
§ Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja.
Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer
tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan
sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
§ Panas tinggi (39,50 – 400 C), appear toxic.
§ Muntah-muntah.
§ Anoreksia.
§ Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
§ Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis
dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
2.4.2 Disentri amoeba
Disentri amoeba, disebabkan Entamoeba hystolitica.
Disentri amoeba, disebabkan Entamoeba hystolitica.
E.histolytica merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai
mikroorganisme komensal apatogen) di usus besar manusia. Apabila kondisi
mengijinkan dapat berubah menjadi patogen dengan cara membentuk koloni di
dinding usus dan menembus dinding usus sehingga menimbulkan ulserasi. Siklus
hidup amoeba ada 2 bentuk, yaitu bentuk trofozoit yang dapat bergerak dan
bentuk kista.
Bentuk trofozoit ada 2 macam, yaitu
trofozoit komensal (berukuran < 10 mm) dan trofozoit patogen (berukuran >
10 mm). Trofozoit komensal dapat dijumpai di lumen usus tanpa menyebabkan
gejala penyakit. Bila pasien mengalami diare, maka trofozoit akan keluar
bersama tinja. Sementara trofozoit patogen yang dapat dijumpai di lumen dan
dinding usus (intraintestinal) maupun luar usus (ekstraintestinal) dapat
mengakibatkan gejala disentri. Diameternya lebih besar dari trofozoit komensal
dapat sampai 50 mm) dan mengandung beberapa eritrosit di dalamnya. Hal ini
dikarenakan trofozoit patogen sering menelan eritrosit (haematophagous
trophozoite). Bentuk trofozoit ini bertanggung jawab terhadap terjadinya gejala
penyakit namun cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia. mempunyai
tanda-tanda berupa diare, adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa
sakit dan tenesmus.
Bentuk kista juga ada 2 macam, yaitu
kista muda dan kista dewasa. Bentuk kista hanya dijumpai di lumen usus. Bentuk
kista bertanggung jawab terhadap terjadinya penularan penyakit dan dapat hidup
lama di luar tubuh manusia serta tahan terhadap asam lambung dan kadar klor
standard di dalam sistem air minum. Diduga kekeringan akibat penyerapan air di
sepanjang usus besar menyebabkan trofozoit berubah menjadi kista.
§ Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
§ Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri
basiler (≤10x/hari)
§ Sakit perut hebat (kolik)
§ Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya
ditemukan pada 1/3 kasus).
2.5 Patofisiologi dan Patogenesa
a. Disentri basiler Semua strain
kuman Shigella menyebabkan disentri, yaitu suatu keadaan yang ditandai dengan
diare, dengan konsistensi tinja biasanya lunak, diserta ieksudat inflamasi yang
mengandung leukosit polymorfonuclear (PMN) dan darah. Kuman Shigella secara
genetik bertahan terhadap pH yang rendah, maka dapat melewati barrier asam
lambung. Ditularkan secara oral melalui air,makanan, dan lalat yang tercemar
oleh ekskreta pasien. Setelah melewati lambung dan usus halus, kuman ini
menginvasi sel epitel mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya. Kolon
merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileumterminalis dapat juga
terserang. Kelainan yang terberat biasanya di daerahsigmoid, sedang pada ilium
hanya hiperemik saja. Pada keadaan akut dan fatalditemukan mukosa usus
hiperemik, lebam dan tebal, nekrosis superfisial, tapi biasanya tanpa ulkus.
Pada keadaan subakut terbentuk ulkus pada daerah folikel limfoid, dan pada
selaput lendir lipatan transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil,
tepi ulkus menebal dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung
S.dysentriae, S.flexeneri, dan S.sonei menghasilkan eksotoksin antara lain
ShET1, ShET2, dan toksin Shiga, yang mempunyai sifat enterotoksik,
sitotoksik,dan neurotoksik. Enterotoksin tersebut merupakan salah satu faktor
virulen sehingga kuman lebih mampu menginvasi sel eptitel mukosa kolon dan
menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang mempunyai warna hijau yang khas.
Pada infeksi yang menahun akan terbentuk selaput yang tebalnya sampai 1,5cm
sehingga dinding usus menjadi kaku, tidak rata dan lumen usus mengecil. Dapat
terjadi perlekatan dengan peritoneum.
b. Disentri
Amuba Trofozoit yang mula-mula hidup sebagai komensal di lumen usus besar dapat
berubah menjadi patogen sehingga dapat menembus mukosa usus danmenimbulkan
ulkus. Akan tetapi faktor yang menyebabkan perubahan ini sampaisaat ini belum
diketahui secara pasti. Diduga baik faktor kerentanan tubuh pasien,sifat
keganasan (virulensi) amoeba, maupun lingkungannya mempunyai peran.Amoeba yang
ganas dapat memproduksi enzim fosfoglukomutase danlisozim yang dapat
mengakibatkan kerusakan dan nekrosis jaringan dinding usus.Bentuk ulkus amoeba
sangat khas yaitu di lapisan mukosa berbentuk kecil, tetapidi lapisan submukosa
dan muskularis melebar (menggaung). Akibatnya terjadiulkus di permukaan mukosa
usus menonjol dan hanya terjadi reaksi radang yangminimal. Mukosa usus antara
ulkus-ulkus tampak normal. Ulkus dapat terjadi disemua bagian usus besar,
tetapi berdasarkan frekuensi dan urut-urutan tempatnya adalah sekum, kolon
asenden, rektum, sigmoid, apendiks dan ileum terminalis.
2.6 Pencegahan
Disentri
amoeba Makanan, minuman dan keadaan lingkungan hidup yang memenuhi syarat
kesehatan merupakan sarana pencegahan penyakit yang sangat penting. Air minum
sebaiknya dimasak dahulu karena kista akan binasa bila air dipanaskan 500C selama 5
menit. Penting sekali adanya jamban keluarga, isolasi dan pengobatan carrier.
Carrier dilarang bekerja sebagai juru masak atau segala pekerjaan yang
berhubungan dengan makanan. Sampai saat ini belum ada vaksin khusus untuk pencegahan.
Pemberian kemoprofilaksis bagi wisatawan yang akan mengunjungi daerah endemis
tidak dianjurkan.
Disentri
basiler Belum ada rekomendasi pemakaian vaksin untuk Shigella. Penularan
disentri basiler dapat dicegah dan dikurangi dengan kondisi lingkungan dan diri
yang bersih seperti membersihkan tangan dengan sabun, suplai air yang tidak
terkontaminasi, penggunaan jamban yang bersih
Dari
program-program yang telah dibuat oleh pemerintah, terdapat cara-cara untuk
mencegah terjadinya disentri. Salah satunya dengan melakukan program PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dari yang paling penting,yaitu mencuci tangan.
Mencuci tangan sering dianggap sebagai hal biasa di masyarakat. Ada yang tidak
mencuci tangan sebelum makan,ada yang mencuci tangan hanya sekedar dengan air.
Padahal mencuci tangan merupakan pencegahan terjadinya penyakit yang paling
penting. Cara mencuci tangan yang paling benar yaitu dengan cara memakai air
bersih dan sabun atau antiseptik. Sabun dan antiseptik berguna untuk
membersihkan kuman atau bakteri yang ada di tangan. Mencuci tangan hingga
steril menggunakan sembilan langkah yang diterapkan dan dianjurkan oleh rumah
sakit adalah cara mencuci tangan yang paling benar. Mencuci tangan dilakukan
setelah buang air besar,sebelum memasak atau menjamah makanan,sebelum dan
sesudah makan.
Langkah
selanjutnya yaitu menutup rapat-rapat tempat menyimpan makanan. Ini bertujuan
agar makanan tidak berisi bakteri dan makanan menjadi makanan yang bersih dan
sehat untuk dikonsumsi. Dalam kehidupan sehari-hari,ada masyarakat yang kurang
menjaga kebersihan. Sehingga tidak jarang di dalam rumah atau ruangan mereka
banyak terdapat serangga atau binatang lain yang dapat menimbulkan penyakit
seperti lalat, kecoak, tikus, nyamuk, dan lainnya. Kebersihan alat-alat rumah
tangga yang digunakan untuk membuat makanan juga harus diperhatikan. Kita juga
harus melindungi sumber air agar tetap bersih dan terhindar dari kontaminasi
tinja. Kamar mandi harus bersih dan diusahakan agar tidak lembab dan ada sinar
matahari yang masuk ,karena bakteri dapat hidup di daerah yang lembab. Tinja
dibuang secara saniter dan teratur. Dalam menjalankan langkah-langkah
pencegahan, sebaiknya masyarakat saling bergotong-royong, sehingga setiap orang
akan tahu bahaya dari penyakit ini. Dari pengetahuan tersebut akan tercipta
masyarakat yang harmonis, memiliki perilaku sehat,dan pola hidup sehat teratur.
Dalam
bidang pelayanan kesehatan, sudah banyak diterapkan program-program untuk
mencegah disentri.Masyarakat juga harus mencari informasi-informasi terkini
terkait dengan upaya meningkatkan kesejahteraan kesehatan. Banyak juga
klinik-klinik atau rumah sakit meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
professional dengan memperbanyak program sosialisasi dan penyuluhan ke
masyarakat,sekolah-sekolah,di banjar,dan dimana saja.
Jadi,dapat
disimpulkan bahwa penyakit ini merupakan penyakit berbahaya yang dapat dicegah.
Memang sulit untuk mengobati penyakit disentri ini. Namun,dengan adanya
kesadaran dari setiap individu,dan menerapkan pengetahuan yang didapat dari
sosialisasi, edukasi, pengalaman, kontak sosial, atau motivasi dari orang
terdekat,niscaya penyakit ini setidaknya dapat dicegah. Bersama-sama semua
orang bergotong-royong menerapkan pola hidup sehat, berolahraga, dan memakan
makanan yang sehat dan teratur. Semua orang diharapkan dapat menjadi role mode
bagi orang-orang yang belum tahu. Semuanya harus dimulai dari diri sendiri.
Secara
khusus sebagai berikut :
· Disentri
tersebar karena kebersihan yang buruk. Untuk meminimalkan risiko terkena
penyakit ini, jaga selalu kebiasaan hidup bersih dan sehat.
· Cuci
tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet atau sebelum dan sesudah makan,
baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain/anak.
· Bila
Anda bepergian, jangan minum air setempat kecuali telah direbus selama paling
sedikit 10 menit. Atau gunakan air kemasan atau minuman bersoda dari
kaleng atau botol yang masih dalam kondisi bersegel.
· a. Jangan minum dari air mancur umum atau
membersihkan gigi dengan air keran
·
b. Jangan makan buah segar atau sayuran yang tidak bisa dikupas sebelum
makan.
· c.
Jangan makan atau minum produk susu, keju atau susu yang mungkin belum
dipasteurisasi.
·
d. Jangan makan atau minum apa pun yang dijual oleh PKL (kecuali minuman dari
kaleng benar disegel atau botol).
2.7 Penatalaksanaan
1.
Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang,
lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah)
untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan
terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya syok sepsis.
2.
Komponen terapi disentri, antara lain :
a. Koreksi dan maintenance cairan
dan elektrolit
Seperti pada kasus diare akut secara
umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan disentri
setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status hidrasi dan
keseimbangan elektrolit.
b. Diet
Anak dengan disentri harus
diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak tinggi kalori dan protein
untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat
diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang
diduga mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat
diberikan sinbiotik dan preparat seng oral. Dalam pemberian obat-obatan, harus
diperhatikan bahwa obat-obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak
diberikan karena adanya resiko untuk memperpanjang masa sakit.
c. Antibiotika
· Anak
dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan terapi
yang sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa
sakit dan menurunkan resiko komplikasi dan kematian.
· Pilihan
utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimokasazol (trimetoprim
10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama
5 hari.
· Dari
hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian kotrimoksazol
dibandingkan placebo10.
· Alternatif
yang dapat diberikan : o Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis o
Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis o Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis
tunggal IV atau IM o Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
· Perbaikan
seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan darah dalam
tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam 2 hari tidak terjadi
perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain.
· Terapi
antiamubik diberikan dengan indikasi : o Ditemukan trofozoit Entamoeba
hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja. o Tinja berdarah menetap
setelah terapi dengan 2 antibiotika berturut-turut (masing-masing diberikan
untuk 2 hari), yang biasanya efektif untuk disentri basiler.
· Terapi
yang dipilih sebagai antiamubik intestinal pada anak adalah Metronidazol
30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang
disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.
d. Sanitasi
Beritahukan
kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan§ dengan bersih sehabis
membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.
Prinsip utama pengobatan diare
1. Diare
cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya/penyebabnya.
2. Makanan
harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek
buruk pada gizi.
3. Antibiotik/anti
parasit tidak boleh digunakann secara rutin, tidak ada manfaatnya untuk
kebanyakan kasus termasuk diare berat, diare dengan panas kecuali : pada
disentri yang harus diobati dengan antimikroba yang efektif untuk
shigella, Suspek kolera dengan dehidrasi berat, Diare persisten,
bila diketemukan tropozoit atau kista G lamblia atau tropozoit E. histolitika
di tinja atau cairan usus, atau bila bakteri patogen ditemukan dalam kultur
tinja.
Terapi rehidrasi, Bertujuan
untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat.
Terapi rehidrasi oral:
· Cairan oralit (cairan rehidrasi oral) Oralit adalah campuran gula dan garam. Rasio glukosa vs
natrium paling tidak 1 : 1. Untuk terapi diare di rumah ibu diberi oralit untuk
pemakaian 2 hari. Bila memberikan oralit satu kantong harus diberikan sekaligus
dan larutan oralit yang tidak digunakan dalam 24 jam harus dibuang. Bila diare
terus berlangsung sedangkan oralit sudah habis harus memberikan cairan rumah
tangga atau membawa kembali anaknya ke sarana kesehatan untuk pengobatan.
· Cairan rumah tangga, Meskipun komposisinya tidak seberat oralit untuk mengobati
dehidrasi, cairan larutan seperti sup, air biasa, minuman yoghurt mungkin lebih
praktis untuk rehidrasi oral mencegah dehidrasi. Cairan rumah tangga ini harus
segera diberikan pada anak pada saat mulai diare dengan tujuan memberi lebih
banyak cairan dari biasanya. Ada beberapa cairan yang tidak boleh diberikan
pada anak yang menderita diare termasuk sari buah manis yang diperdagangkan,
pencahar, stimulansia seperti kopi.
3. Makanan
pada terapi diare
ASI,
susu formula atau susu sapi harus diberikan seperti biasanya. Anak umur 6 bulan
atau lebih harus diberikan makanan lunak/setengah padat. Tawarkan makanan
setiap 3-4 jam atau berikan anak makanan sebanyak dia mau. Pemberian makanan
sedikit – sedikit namun sering lebih dapat diterima daripada diberikan dalam
jumlah besar tapi jarang. Setelah diare berhenti, teruskan pemberian makanan
satu kali lebih banyak daripada biasanya selama 2 minggu menggunakan makanan
yang mengandung banyak gizi.
4. Obat
anti diare
Banyak
obat dijual untuk mengobati diare akut dan muntah. Obat-obatan anti diare
meliputi anti motilitas usus (misal loperamid, difenoksilat, kodein), adsorben
(misal norit, kaolin, attapulgit, smectite) dan biakan bakteri hidup (misal
lactobacillus, streptokokus faecalis). Antimuntah termasuk klorpromasin,
prometasin. Semua obat di atas tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5
tahun.
WOC
BAB
3
ASUHAN
KEPERAWATAN DISENTRI
3.1.
Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
3.2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
3.3. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
3. Riwayat Nutrisi AS
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.
6. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan
o Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
o Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.
o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah
o Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.
b. Perkembangan
o Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud
BAB
4
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Disentri
merupaka peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perutdan buang
air besar encer yang bercampur lendir dan darah. Etiologi dari disentri ada 2,
yaitu disenstri basiler yang disebabkan oleh Shigella,sp. Dan
disentri amuba yang disebabkan oleh Entamoeba hystolitica
.Manifestasi
klinis disentri basiler berupa diare berlendir, alkalis, tinja kecil-kecildan
banyak, darah dan tenesmus serta bila tinja berbentuk dilapisi lendir.
Manifestasi klinis disentri amuba berupa tinja biasanya besar, asam, berdarah
dantenesmus jarang.
Pencegahan
penyakit disentri dapat dengan melakukan program PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) dari yang paling penting yaitu mencuci tangan, menutup rapat-rapat tempat menyimpan makanan, melindungi sumber air agar tetap bersih dan terhindar dari
kontaminasi tinja. Tinja dibuang secara saniter dan teratur lembab. Kamar mandi harus bersih dan diusahakan agar tidak lembab
dan ada sinar matahari yang masuk,karena bakteri dapat hidup di daerah yang
lembab. Disentri basiler Prinsip dalam melakukan tindakan pengobatan adalah
istirahat,mencegah atau memperbaiki dehidrasi dan pada kasus yang berat
diberikan antibiotika
4.2
SARAN
Penulis mengharapkan bagi setiap
orang untuk tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat baik dari hal yang kecil
seperti rajin mencuci tangan sampai hal yang besar. Dan untuk pemerintah
hendaknya senantiasa tetap memberikan pemahan tentang pola hidup sehat dan
bersih kepada setiap warga Negara agar mereka terhindar dari berbagai penyakit
serta perlunya pengawasan makanan dari pemerintah.
This post was written by:
BTDesigner - who has written 18 posts on The Gazette Edition Blogger.
In this space you can include a little "About the Author" section to inform your readers about the author's background and specific niches. It doesn't have to be long, but it doesn't need to be short either. Nice little feature to Gazette this, isn't it?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
iklan
Hasil penelusuran
0 Responses to “DISENTRI AMOEBA”
Posting Komentar