Jumat, 04 Oktober 2013
Categorized |
PENANGANAN GIGITAN ULAR
08.27
Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular
- 1. Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di akibatkanoleh gigitan hewan berbisa seperti ular, laba-laba, kalajengking, dll.Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigitUlar.PATOKAN ULAR Bagaimanakah Gigitan Ular Dapat Terjadi? Korban gigitan ular terutama adalah petani, pekerja perkebunan, nelayan, pawang ular, pemburu, dan penangkap ular. Kebanyakan gigitan ular terjadi ketika orang tidak mengenakan alas kaki atau hanya memakai sandal dan menginjak ular secara tidak sengaja. Gigitan ular juga dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular memasuki rumah untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak, atau tikus.
- 2. Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari air liur. Sifat bisa tersebut Neurotoksin yang berakibat pada syaraf perifer atau sentral. Berakibat fatal karena paralise otot-otot lurik. Contoh : ular dari keluarga Elapidae Haemotoksin yang berakibat hemolitik dengan zat antara : fosfolipase dan enzim lainnya atau menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri serbagai akibat lisisnya sel darah merah karena toksin. Contoh : ular dari keluarga Viperidae
- 3. Myotoksin yang menyebabkan rhabdomyolitis yang sering berhubungan dengan haemotoksin. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot. Contoh : ular dari keluarga Hydropidae Kardiotoksin yang merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan jantung. Cytotoksin : dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktif lainnya yang berakibat terganggunya kardiovaskuler. Cytolitik : zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada tempat patukan. Enzim-enzim : termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa.
- 4. Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untukmelumpuhkan mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistempertahanan diri. Bisa tersebut merupakan ludah yangtermodifikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjaryang mengeluarkan bisa merupakan suatu modifikasi kelenjarludah parotid yang terletak di setiap bagian bawah sisi kepala dibelakang mata. Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu substansitunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutamaprotein, yang memiliki aktivitas enzimatik. Efek toksik bisa ularpada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies,ukuran ular, jenis kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan(apakah hanya satu atau kedua taring menusuk kulit), sertabanyaknya serangan yang terjadi.
- 5. Organ pendeteksi panas (pit organ) pada Crotalinae terletak di antaralubang hidung dan mata.
- 6. Tidak ada cara sederhana untukmengidentifikasi ular berbisa. Beberapa spesiesular tidak berbisa dapat tampak menyerupaiular berbisa. Namun, beberapa ular berbisadapat dikenali melalui ukuran, bentuk, warna,kebiasaan dan suara yang dikeluarkan saatmerasa terancam. Beberapa ciri ular berbisaadalah bentuk kepala segitiga, ukuran gigitaring, dan pada luka bekas gigitan terdapatbekas taring.
- 7. Bekas gigitan ular :(A) Ular tidak berbisa tanpa bekas taring,(B) Ular berbisa dengan bekas taring
- 8. Berdasarkan sifatnya pada tubuh mangsa, bisa ular dapat dibedakan menjadi bisa hemotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi jantung dan sistem pembuluh darah; bisa neurotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi sistem saraf dan otak; dan bisa sitotoksik, yaitu bisa yang hanya bekerja pada lokasi gigitan. Tidak semua ular berbisa pada waktu menggigit menginjeksikan bisa pada korbannya. Orang yang digigit ular, meskipun tidak ada bisa yang diinjeksikan ke tubuhnya dapat menjadi panik, nafas menjadi cepat, tangan dan kaki menjadi kaku, dan kepala menjadi pening. Gejala dan tanda-tanda gigitan ular akan bervariasi sesuai spesies ular yang menggigit dan banyaknya bisa yang diinjeksikan pada korban. Gejala dan tanda-tanda tersebut antara lain adalah tanda gigitan taring (fang marks), nyeri lokal, pendarahan lokal, memar, pembengkakan kelenjar getah bening, radang, melepuh, infeksi lokal, dan nekrosis jaringan (terutama akibat gigitan ular dari famili Viperidae).
- 9. Jenis Tedung : Kesakitan pada tempat gigitan dalam masa setengah jam Bahagian bekas gigitan membengkak (setelah 1 jam gigitan) Lemah-lemah badan Pengeluaran air liur yang berlebihan Mengantuk Lumpuh pada otot-otot muka, bibir, lidah dan saluran pernafasan Tekanan darah menurun Mata kuyu (ptosis) Pandangan menjadi kabur Sawan (konvulsi) Badan berkeringat Pada kasus-kasus parah tanda-tanda yang lebih nyata adalah terjadinya komplikasi kardiovaskular, hipotensi dan sakit yang amat sangat pada bahagian perut.
- 10. Jenis Katam Tebu : Biasanya gigitan ular ini tidak meninggalkan kesan yang buruk Jangka masa kesakitan tidak terus menerus Tidak ada kesan bengkak atau perubahan warna kulit pada tempat gigitan Tanda-tanda lain serupa dengan jenis tedung. Jenis Ular Matahari : Kesakitan pada bekas gigitan Bekas gigitan membengkak Kudis terjadi pada tempat gigitan Gangguan pernafasan
- 11. Ular Keluarga Viperidae Sangat sakit pada tempat gigitan (dalam waktu 5 menit) Bekas gigitan akan bengkak dan terjadi perubahan warna kulit dalam waktu setengah jam Perdarahan yang tidak berhenti pada bekas gigitan Perdarahan pada gusi, usus dan saluran kencing Darah tidak membeku Keracunan berat menyebabkan lutut dan lengan atas membengkak dalam waktu 2 jam disertai dengan perdarahan Ular Keluarga Hydropidae Kesakitan pada otot-otot Kesukaran untuk menggerakkan kaki dan tangan Dalam jangka waktu 1 – 2 jam, yang tergigit akan merasakan kesakitan yang luar biasa apabila menggerakkan anggota badan Dalam jangka waktu 3 – 6 jam, urine akan berubah menjadi warna gelap
- 12. Tanda dan gejala yang umum ditemukan pada pasien bekas gigitan ular adalah : Tanda-tanda bekas taring, laserasi Bengkak dan kemerahan, kadang-kadang bulae atau vasikular Sakit kepala, mual, muntah Rasa sakit pada otot-otot, dinding perut Demam Keringat dingin
- 13. Bisa Neuro Toksik : Kelumpuhan otot pernafasan Kardiovaskuler terganggu Kesadaran menurun sampai koma Bisa Haemolytik : Luka bekas patukan yang terus berdarah Haematoma pada tiap suntikan IM Haematuria Haemoptisis/haematemesis Kegagalan ginjal
- 14. Prinsip Penatalaksanaan : Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa Menetralkan bisa Mengobati komplikasi Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular. Metode penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah), insisi (pengirisan dengan alat tajam), pengisapan tempat gigitan, pendinginan daerah yang digigit, pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari karena tidak terbukti manfaatnya.
- 15. 1. Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri atau orang lain yang ada di tempat kejadian. Tujuan pertolongan pertama adalah untuk menghambat penyerapan bisa, mempertahankan hidup korban dan menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit serta mengawasi gejala dini yang membahayakan. Metode pertolongan yg dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas; imobilisasi bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot, karena pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah bening; pertimbangkan pressure- immobilisation pada gigitan Elapidae; hindari gangguan terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan pendarahan lokal.
- 16. Cara penanganan awal di tempat kejadian adalah : Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril. Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan lebar + 10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan. Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir, tetapi ikatan jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu.
- 17. Imobilisasi bagian tubuhmenggunakan perban. Imobilisasi Bagian Tubuh Dengan Menggunakan Perban
- 18. 2. Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya, dengan cara yang aman dan senyaman mungkin. Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah peningkatan penyerapan bisa. (Bila ular telah dimatikan, sebaiknya dibawa serta).
- 19. Primary survey Nilai tingkat kesadaran Lakukan penilaian ABC : A – airway: kaji apakah ada muntah, perdarahan B – breathing: kaji kemampuan bernafas akibat kelumpuhan otot- otot pernafasan C – circulation : nilai denyut nadi dan perdarahan pada bekas patukan, Hematuria, Hematemesis /hemoptisis
- 20. Intervensi primer Bebaskan jalan nafas bila ada sumbatan, suction kalau perlu Beri O2, bila perlu Intubasi Kontrol perdarahan, toniquet dengan pita lebar untuk mencegah aliran getah bening (Pita dilepaskan bila anti bisa telah diberikan). Bila tidak ada anti bisa, transportasi secepatnya ke tempat diberikannya anti bisa. Catatan : tidak dianjurkan memasang tourniquet untuk arteriel dan insisi luka Pasang infus
- 21. Secondary survey dan Penanganan Lanjutan : Penting menentukan diagnosa patukan ular berbisa Bila ragu, observasi 24 jam. Kalau gejala keracunan bisa nyata, perlu pemberian anti bisa Kolaborasi pemberian serum antibisa. Karena bisa ular sebagian besar terdiri atas protein, maka sifatnya adalah antigenik sehingga dapat dibuat dari serum kuda. Di Indonesia, antibisa bersifat polivalen, yang mengandung antibodi terhadap beberapa bisa ular. Serum antibisa ini hanya diindikasikan bila terdapat kerusakan jaringan lokal yang luas.
- 22. Bila alergi serum kuda : - Adrenalin 0,5 mg/SC - ABU IV pelan-pelan Bila tanda-tanda laringospasme, bronchospasme, urtikaria hypotensi : adrenalin 0,5 mg/IM, hydrokortison 100 mg/IV Anti bisa diulang pemberiannya bila gejala-gejala tak menghilang atau berkurang. Jangan terlambat dalam pemberian ABU, karena manfaat akan berkurang. Kaji Tingkat kesadaran Nilai dengan Glasgow Coma Scale (GCS) Ukur tanda-tanda vital
- 23. Supportif : Awasi kardiovaskuler, pernafasan dan status neurulogis dengan ketat. Apabila terjadi penurunan, anti bisa diberikan lagi atau sesuai dengan symptom. Laboratorium : Darah : HB, HT, Faktor pembekuan, Elektrolit Urine : volume dari haemoglobin, myoglobine Cairan untuk koreksi dehidrasi atau hypovolemik, Plasma expander, digitalis kalau perlu Diuretika untuk mempertahankan diuresis, kalau perlu dialisa Antibiotik dan ATS Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut cepat mati/panik.
This post was written by:
BTDesigner - who has written 18 posts on The Gazette Edition Blogger.
In this space you can include a little "About the Author" section to inform your readers about the author's background and specific niches. It doesn't have to be long, but it doesn't need to be short either. Nice little feature to Gazette this, isn't it?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
iklan
Hasil penelusuran
0 Responses to “PENANGANAN GIGITAN ULAR”
Posting Komentar